Terispirasi dari seorang Youtuber yang membagikan perasaan yang dialaminya dengan membacakan jurnalnya di Youtube, kali ini aku juga mau berbagi hal yang sama di blog ini. Kebanyakan orang hanya membagikan kesenangan yang dialaminya di internet dan sosial media, which is good karena menularkan positivity. Tetapi sebagai manusia kita pasti punya momen dimana kita merasa down. And it's okay to be not okay, because it makes us human. Sebenarnya aku introvert yang sangat tertutup, but I know it's never good to keep feeling bottled up. We need to release them. And I just like that feeling, when someone shares a story that you can relate, so you don't feel alone. Semoga jurnalku kali ini juga bisa membuat beberapa orang di luar sana yang mengalami hal yang serupa merasa mereka tidak sendiri.
***
Dear April,
Ingatkah terakhir kita bertemu tahun lalu, I was not in a good place. You watched me suffer. It was not just empty and lost anymore. Aku ingat hari-hari dimana aku duduk di sore hari, memperhatikan matahari yang pamit pergi, merasakan angin yang menerpa wajah juga dedaunan di depan jendela, bertemankan playlist yang tepat untuk didengarkan di suasana itu. Hari-hari dimana untuk merasa sedikit hidup, sebegitunya aku harus berusaha. Karena sisanya, I forgot how it was to feel alive. I felt worthless. I was dying inside. Sakit demi sakit hanya menambah skeptis ku terhadap hidup, that I don't have control over anything in my own life, bahwa aku hanya akan berakhir seperti itu hingga seterusnya.
Hingga kemudian sebuah keajaiban datang. Masih ketika aku bersamamu, April. Sebuah kesempatan untukku mengingat kembali bagaimana rasanya hidup. Kesempatan yang membuatku percaya bahwa harapan, sekecil apapun itu, adalah sesuatu yang baik dan tidak boleh mati. Kesempatan itu kusambut dengan hati selebar-lebarnya. April, sesiap itu aku meninggalkanmu meski penuh ketidakpastian dan belum tahu arah.I finally started to feel again. Kuingat kembali satu demi satu perasaan yang lama kulupa rasanya. Seperti menemukan sesuatu yang selama ini kurang dan hilang. And that feeling was so good. I felt so alive. Aku mampu tertawa tulus karena benar-benar bahagia, bukan sembari dibayang-bayangi muram seperti dulu. Everyday was very exciting. Bahkan di suatu hari, because I just had a good day and it was simply and effortlessly perfect, pernah aku pulang ke rumah sambil berurai air mata. Aku menangis sanking bahagianya. Can you believe it, April? Aku menangis bahagia hanya karena I just had a good day. Aku tak menyangka di hidupku yang tadinya kosong dan tak berpengharapan ini, tiba-tiba aku jadi sangat menikmati hidup. I fell in love with life again.I never take it for granted, April. I cherish every little and simple things that make me feel alive. For the first time in my life I was thankful for everything that happened to me because it brought me here. I cried every time I count my blessings. I cried a lot every Sunday at church during worship. Aku bahkan tak pernah ingat untuk meminta. Aku hanya selalu bersyukur.
But we all know that's not how life works. Bumi berputar. Waktu bergerak. And I'm not even surprised anymore when life starts to take it all from me again, and I'm back to zero. Sesuatu yang sudah kualami sejak aku bisa mengingat. Sesuatu yang menempel di detak nadiku, garis hidupku, sejak aku dilahirkan olehnya, aku hidup dengan dan karenanya, dan aku tak bisa lari darinya. Bahwa aku harus menjalaninya tak peduli suka atau tidak suka, dan aku harus menerima bahwa inilah realita hidupku, dan aku masih akan mengalami ini lagi for a really long time in my life. And that reality really really makes me sad.
Dan kita bertemu lagi, April. 365 days later, and I'm back to where I was a year ago. As empty and hopeless as the last time I met you. Seperti dibangunkan dari mimpi yang selalu aku tahu too good too be true. Just when I thought I was finally free from my depression, I'm starting to feel that again. Perasaan bahwa hidup ku kembali akan begini-begini saja dan aku tak akan lagi jatuh cinta dengan hidup. That life has no meaning, and I am practically dead inside. All these scary thoughts in my mind really drive me crazy.
You know, April, now that you're ended, I need to fight this battle with just this little tiny hope in my heart.
I never think about win because I won't.
I just ask for a little miracle, just like the last time I met you.
But even if there's not, I'm not even surprise anymore, April, just like I said before.