It's June already? Whaaat?

Waktu emang cepet banget berlalu, tapi mau tau nggak tips biar nggak ngerasa hidup kita gitu-gitu aja? Coba lihat apa aja yang udah kamu lakukan selama beberapa bulan terakhir. Nggak harus pencapaian atau project besar yang udah ada hasilnya. Sesederhana lihat foto-foto lama di handphone, atau tweet lama, atau postingan lama di Instagram, udah bisa kok bikin kita merasa, "Wah, aku berhasil masak ini nih kemarin," atau, "Temen aku lucu banget waktu itu," atau "Iyeuh, alis aku pernah kayak giniii?" All those small things yang menandakan kalau kamu hidup kok selama ini, kamu jalani hidup kamu kok, dan waktu nggak pergi gitu aja.

And that's what I'm doing right now. Membuat list berisikan hal-hal kecil yang buat aku merasa hidup sebulan kemarin *HALAH*. Haha. Okay, let's just get into it.

Favorite songs:
Beeches - We Go Where We Go
Beeches - Redline
Beeches - Stay Young

Jadi waktu nonton Coachella vlog-nya Shay Mitchell, ada lagu Beeches yang Redline ini dijadiin backsound dan aku langsung jatuh hati. Setelah nyari kesana kemari itu lagu apa, akhirnya nemu deh band indie New Zealand ini di Musicbed. Aku sukaaaa semua lagu mereka, dan tiga yang aku sebutin di atas yang paling paling aku favorit.

Favorite Movie/Tv Show:
Movie:
La La Land

Okay aku telat banget nonton ini, but now I get it kenapa ini jadi kesukaannya semua orang dan dapet penghargaan dimana-mana. This movie is simply beautiful. Acting dan chemistry Ryan Gosling and Emma Stone itu flawless. Dan jalan ceritanya itu loh, ugh entahlah, story ideas about chasing dream or choosing life path will always hit home for me.

Tv show:
13 Reasons Why

Siapa lagi yang nggak tau 13RW ya. Kisah tentang cewek yang bunuh diri dan merekam 13 alasan kenapa dia memilih melakukan itu di kaset. Ini Netflix series yang lagi populer dan emang wajib ditonton sih. Despite its pros and cons, juga beberapa kekurangan cerita yang imo bisa lebih baik (kayak kenapa dia nggak diperlihatkan ngalamin depresi sama sekali, etc, I can make a list), aku sih menghargai maksud baik dari dibuatnya show ini.

Menurut aku, kalau tujuannya agar penonton tau the ugly truth kehidupan sekolah (popular kids, bullying, undependable teachers) atau untuk lebih mengerti alasan kenapa seseorang bisa sampai memutuskan untuk bunuh diri, show ini berhasil. Tapi, kalau tujuannya untuk membantu orang yang dealing with depression or anxiety atau bahkan mencegah orang yang ingin bunuh diri, jelas kurang sih.

Tapi ya balik lagi, ini cuma sebuah tontonan, karya fiksi. Nggak ada cewek yang bener-bener mati, jadi nggak usah dibawa serius banget. Dari sisi kreatif, 13RW memang layak diacungi jempol. Ide cerita, alur, karakter, all is very well made. And Clay, my favorite character, acting dia kok bisa keren banget gitu, the reason why I got hooked on the show right away.

I can't wait for season 2.

Favorite Beauty Products:
Make Up:
Silkygirl Matte Fever Lipcolor Balm

Waktu ke Guardian aku lihat lip color ini dan langsung tertarik karna namanya. Matte lip color balm? So it's a tinted lip balm but it's matte? Kebetulan nggak ada sample tapi ya aku beli karna penasaran. Ternyata ini tuh lipcolor (pigmentasinya tinggi, bukan tinted lip balm) yang moisturizing but with a matte finish. Formula yang aku suka dan emang cari banget karna aku not a huge fan of matte liquid lipstick. Aku orang yang selalu nyampur dua atau tiga lipstick sekali pakai, dan formula kayak gini tuh ngebantu banget karna it glides on smoothly dan gampang di-blend tapi hasilnya tetap matte. Wanginya juga enak. Sayang pilihan shade-nya cuma sedikit. Yang aku punya shade 06 Charm.

Skincare:
Innisfree The Green Tea Seed Serum
Aku suka serum ini karna aku emang cari hydrating serum yang nggak ada kandungan dan fungsi lainnya selain moisturizing dan nourishing. Karna kebetulan aku pakai cream dari dokter yang mengandung retinol dan BHA for my acne and hyperpigmentation, serum ini mencegah kulitku kering oleh dua kandungan itu (tentu aku juga pakai hydrating toner dan sleeping mask). Aku juga suka kandungan green tea-nya karna sifatnya yang menenangkan masalah-masalah kulit kayak jerawat, radang, atau kulit sensitif. Oh ya, it smells so good too.

Favorite Fashion Item:
Boots
So I got a new pair of boots from Payless that I've been rocking a lot lately, you can see it on my previous post or on my Instagram. Yang bikin aku cinta banget ya design-nya, nggak begitu edgy tapi nggak begitu girly juga. Jadi mau dress it up or dress it down semuanya cocok. Bikin makin semangat mix and match karna dia kayak ngasi perspektif baru ke baju-baju yang tadinya aku udah bosen pakai. Haha.

So that concludes my May favorites. Setelah sekian lama akhirnya nulis kayak gini lagi, semoga reguler deh rajin bikin monthly favorites. Please write down your favorites in the comments section as well. I'll see you on my next one!

So here is the truth. Everytime I try to write my monthly favorite, I'll be stuck for days on what I should write in the opening. Beberapa yang berhasil melalui tahap itu akan menjadi blog post, sisanya menjadi file notepad berisi list seluruh favoritku dalam sebulan yang hanya akan tersimpan rapi di laptop.

Hhhhh.

Jadi, yang aku tulis di atas udah bisa dikategorikan opening kan? Berarti dimulai aja ya. :D

Favorite songs:
Someone New - Hozier
I got this song from my sister. The genre is not my usual cup of tea sebenernya, tapi aku suka feel yang dibawa lagu ini. Waktu lagi dengerin rasanya kayak lagi main film dan lagu ini jadi BGM-nya. Bikin good mood.

Shirtsleeves - Ed Sheeran
I used to love Ed Sheeran. Apalagi zaman-zamannya The A Team. Tapi sejak lagu Thinking Out Loud dan Photograph plus udah jadi banyak yang suka, aku jadi nggak begitu suka lagi (iya, I'm that kinda person). Lagu ini pengecualian. Musiknya asik, liriknya puitis. Good job, Ed. Ingetin aku kenapa dulu pernah cinta.

Down For You - Ta-ku ft. Alina Baraz
I LOVE IT SO MUCH! I DUNNO WHAT TO SAY HERE, IT'S JUST SOOO GOOD, AND I LOVE IT, AND I CAN'T... I CAN'T....

Favorite movie/tv shows:
Movie:
The Adjustment Bureau
Ini film tahun 2011 yang baru aku tonton pertengahan tahun ini. Belakangan aku nonton ulang karna mau inget lagi sama pesan filmnya yang bisa disimpulkan dari quote di akhir film ini:
“Most people live life on the path we set for them. Too afraid to explore any other. But once in a while people like you come along and knock down all the obstacles we put in your way. People who realize free will is a gift, you'll never know how to use until you fight for it. I think that's The Chairman's real plan. And maybe, one day, we won't write the plan. You will.”

Ide ceritanya keren banget dan orisinil. Plus Matt Damon and Emily Blunt are so lovely in this movie. It's perfect.

Tv shows:
Baby Daddy
American sitcom yang aku suka banget!!! Ringan, super lucu, tiap karakter pemerannya kuat, bayinya pun lucu. Baby Emma yang di season 4 itu loh, mengutip kata si Jean-Luc Bilodeau (pemeran utamanya) di instagram waktu lagi upload foto Emma, yang juga merupakan line-nya di season 4 ep 8, "You're just the smartest, sweetest, best baby in the whole world." INDEED! (Hihi, niat banget.) Pengin banget punya bayi kayak gitu ntar *eaaa*. Oh, and sometimes I wish I'm Bonnie, or one of The Wheelers, or at least be friend with Bonnie, karna hidup kayaknya bakal seru banget.
Oiya, Baby Daddy ini lagi break, baru selesai season 4, belum tau kapan season 5 bakal tayang. Semoga secepatnya nggak sabaaaar.

Young & Hungry
It's another American sitcom that I love, ringan dan lucu juga. Ini baru premier tahun lalu, udah season 2 dan masih lagi tayang di ABC Family. Ceritanya tentang chef yang kerja di apartementnya enterpreneur cakep dan kaya. Buat aku sitcom ini sih terasa 'segar' karna biasanya lihat latar apartement sederhana kayak di Friends, The Bigbang Theory, dan Baby Daddy, di sini latarnya apartement yang mewah. Jalan ceritanya juga asik.

Favorite book:
I don't have any fav book this month. Pfft. Ada sih baca Lullaby - Lang leav tapi nggak begitu suka, lebih suka yang pertamanya, jauh. Terus sekarang lagi baca My True Love Gave Me - Various Authors, because first, obviously, the cover, it's so beautiful I couldn't resist. Kedua karena ada nama-nama kayak Rainbow Rowell, Jenny Han, Stephanie Perkins dan David Levitan yang bikin yakin (karena ini kumpulan cerpen). Tapi nggak bisa bilang buku favorit karna belum selesai baca. So...

Beauty product:
Waktu blogwalking aku nemu ada brand cosmetic local baru bernama Emina. Target pasarnya sih buat remaja khususnya yang baru belajar make up. Pertama lihat produk-produknya yang bikin tertarik banget tuh packagingnya, lucu-lucu! Kayak packaging makeup korea gitu deh. I ended up purchasing their cream blush and I love it because... it's a cream blush. I mean, jarang banget kan brand makeup, keluaran Indonesia pula, punya cream blush. And it's like magic. Pertama dikeluarin dari tubenya warnanya putih dan agak watery jadi gampang di-blend. Setelah di-blend, warnanya berubah jadi warna pink dan bikin aku teriak, "WOW, MEJIK!" Pinknya natural dan tahan lama. It's a good product with affordable price. Bakal coba produk lainnya.

Food & Beverage:
Masih cinta banget dengan semua yang digoreng, tapi mungkin karena kebanyakan makan gorengan (seriously, I eat something fried like three times a day. Yup, basically in every meal I had. Sampai panas dalam!), jadinya sering ngidam yang berkuah. My favorite? Kalau kamu tinggal di Medan, mungkin tau di Palladium, di lantai paling atas selantai dengan bioskop 21, ada Bakmi Guangzhou (non halal). Kalau belum pernah nyobain beneran harus dicoba, you'll thank me later.

Fashion:
Karena ikutan pengaruh summer dari negara luar, belakangan aku suka yang simple, casual, dan comfy. Aku jadi sering pakai t-shirt dan jeans kemana-mana. My faves are a white t-shirt that doesn't have anything written on it + ripped jeans and graphic t-shirt + jeans. Aku juga jadi merhatiin bahan pakaian kalau mau beli baju. Harus yang adem, lembut dan super comfy. :3

So that's about it I guess.

Fiuh.

Sejak awal buat blog ini tujuanku adalah mau menulis lebih banyak tentang diriku sendiri. Aku suka banget baca blog orang yang bercerita tentang hidupnya, and I want to write more about me. I don't even care ada yang baca apa engga, yang penting aku seneng nulisnya dan aku suka baca tulisan aku sendiri.
To love my self first, itu yang lagi aku pelajari akhir-akhir ini. Because I realize happiness start with my self, and only me that can make my self happy. Bukan menggantungkan kebahagian pada pekerjaan, lingkungan, relationship, dll.

Start loving your self and be happy. Have a great Oktober, guys!

Baru kelar nonton ulang Before Sunrise dan Before Sunset buat pemanasan sebelum akhirnya nonton Before Midnight, dan... aaaaaak!

Okay, berikut akan dijelaskan terjemahan dari 'aaaaaak!' di atas. :))

Pertama bahas Before Sunrise dan Before Sunset dulu deh ya. Dulu tiap kali ditanya lebih suka yang mana, jawaban aku selalu Before Sunrise. Orang-orang terdekatku atau yang pernah baca twit aku pasti tahu kalau aku suka banget sama ide cerita dua orang asing yang ketemu di suatu tempat, iseng ngobrol, eh klop terus saling jatuh cinta. Dan Before Sunrise ini ide ceritanya kan begitu. Terus di Before Sunrise dua tokoh utamanya masih muda, masih pada cakep. Belum lagi aku emang lebih suka lihat sunrise daripada sunset (okay, yang ini udah mulai agak nggak nyambung :p).

Setelah nonton ulang kemarin, kok aku jadi lebih suka Before Sunset ya? Cerita alam dan segala keajaibannya yang bisa mempertemukan lagi dua orang yang udah lama nggak ketemu--yang dulunya aku anggap terlalu kebetulan itu--malah aku jadi suka banget sekarang. Cara mereka akhirnya bertemu juga keren banget kan. :') Dialog mereka juga banyak yang bikin aku menjerit, "Iya banget!" dan banyak berkontemplasi.

"I remember as a teenager I went to Warsaw ... one day, as I was walking through the Jewish cemetery, I don't know why, but it occurred to me there. I realized that I had spent the last two weeks away from most of my habits. TV was in a language I didn't understand, there was nothing to buy, no advertisements anywhere. So all I'd been doing was walk around, think, and write. My brain felt like it was at rest, free from the consuming frenzy. It was almost like a natural high. I felt so peaceful inside. No strange urge to be somewhere else, to shop. It could have seemed like boredom at first, but it became very, very soulful."

"Sometimes I worry I'll get to the end of my life feeling I haven't done all I wanted to. I want to paint more, I want to play my guitar every day. I want to learn Chinese. I want to write more songs. There's so many things I want to do, and I end up doing not much."

Setelah banyak merenung sambil pegangan ke dinding, akhirnya aku mulai nonton Before Midnight.

Endingnya Before Sunset kan agak gantung ya, dan langsung kejawab di awal Before Midnight. Sewaktu Jesse kelar nganterin anaknya, keluar bandara... dan ada Celine yang nungguin di luar. Waktu itu aku inget aku langsung histeris. Terus mereka berdua masuk ke mobil dan disorotlah dua anak kecil lagi tidur di bangku belakang. Dan mataku langsung berkaca-kaca...

Mungkin agak lebay, tapi seriusan. Akhirnyaaa!

Konflik di Before Midnight ini udah lebih ke konflik keseharian kehidupan rumah tangga yang terasa natural banget. Masih banyak dialog-dialog yang bikin kita berkontemplasi. Kalau dulu aku nonton Before Sunrise dan Before Sunset bertahun-tahun jauh setelah tahun keluarnya film itu, rasanya jadi kayak baca novel. Yang Before Midnight ini terasa lebih real karena aku nonton di tahun yang sama dengan tahun keluarnya (2013). Didukung dengan detail-detail yang 'masa kini banget' kayak Iphone, mobil keluaran terbaru, kamar hotel modern, dll, jadi rasanya kayak memang ngikutin perkembangan kehidupan mereka sampai sekarang.

Nah, biasanya ending dari film-film romatis kan mereka akhirnya bersatulah, kissing, nikah, lalu penonton dibuat beranggapan hidup mereka happily ever after. Aku sendiri sering penasaran, apa ya yang terjadi pada hidup mereka setelah itu? Before Midnight ini menjawab pertanyaan itu. Ternyata kehidupan setelah menikah itu masih banyak banget konflik di sana sini, tapiiii toh pada akhirnya mereka akan kembali lagi pada pasangannya--seperti pulang ke rumah. Karena cinta.

"If you want true love, then this is it. This is real life. It's not perfect, but it's real. And if you can't see it, then you're blind."

*pegangan lagi ke dinding sambil menekankan pada diri sendiri, "This is real life, Tis, not a fairy tale"* (Ahelah, malah curcol.)

Banyak banget sih dialog-dialog di ketiga film ini yang rasanya nyelekit-nyelekit atau terasa eh-kok-pas-banget, tapi pasti ntar aku ujung-ujungnya malah jadi curhat. Jadi, bagi yang udah nonton dan juga berkontemplasi setelahnya, selamat merenung sesuai dengan kehidupannya masing-masing deh ya.

*pegangan lagi ke dinding*