Before Midnight

11:10 PM

Baru kelar nonton ulang Before Sunrise dan Before Sunset buat pemanasan sebelum akhirnya nonton Before Midnight, dan... aaaaaak!

Okay, berikut akan dijelaskan terjemahan dari 'aaaaaak!' di atas. :))




Pertama bahas Before Sunrise dan Before Sunset dulu deh ya. Dulu tiap kali ditanya lebih suka yang mana, jawaban aku selalu Before Sunrise. Orang-orang terdekatku atau yang pernah baca twit aku pasti tahu kalau aku suka banget sama ide cerita dua orang asing yang ketemu di suatu tempat, iseng ngobrol, eh klop terus saling jatuh cinta. Dan Before Sunrise ini ide ceritanya kan begitu. Terus di Before Sunrise dua tokoh utamanya masih muda, masih pada cakep. Belum lagi aku emang lebih suka lihat sunrise daripada sunset (okay, yang ini udah mulai agak nggak nyambung :p).

Setelah nonton ulang kemarin, kok aku jadi lebih suka Before Sunset ya? Cerita alam dan segala keajaibannya yang bisa mempertemukan lagi dua orang yang udah lama nggak ketemu--yang dulunya aku anggap terlalu kebetulan itu--malah aku jadi suka banget sekarang. Cara mereka akhirnya bertemu juga keren banget kan. :') Dialog mereka juga banyak yang bikin aku menjerit, "Iya banget!" dan banyak berkontemplasi.

"I remember as a teenager I went to Warsaw ... one day, as I was walking through the Jewish cemetery, I don't know why, but it occurred to me there. I realized that I had spent the last two weeks away from most of my habits. TV was in a language I didn't understand, there was nothing to buy, no advertisements anywhere. So all I'd been doing was walk around, think, and write. My brain felt like it was at rest, free from the consuming frenzy. It was almost like a natural high. I felt so peaceful inside. No strange urge to be somewhere else, to shop. It could have seemed like boredom at first, but it became very, very soulful."

"Sometimes I worry I'll get to the end of my life feeling I haven't done all I wanted to. I want to paint more, I want to play my guitar every day. I want to learn Chinese. I want to write more songs. There's so many things I want to do, and I end up doing not much."

Setelah banyak merenung sambil pegangan ke dinding, akhirnya aku mulai nonton Before Midnight.


Endingnya Before Sunset kan agak gantung ya, dan langsung kejawab di awal Before Midnight. Sewaktu Jesse kelar nganterin anaknya, keluar bandara... dan ada Celine yang nungguin di luar. Waktu itu aku inget aku langsung histeris. Terus mereka berdua masuk ke mobil dan disorotlah dua anak kecil lagi tidur di bangku belakang. Dan mataku langsung berkaca-kaca...

Mungkin agak lebay, tapi seriusan. Akhirnyaaa!

Konflik di Before Midnight ini udah lebih ke konflik keseharian kehidupan rumah tangga yang terasa natural banget. Masih banyak dialog-dialog yang bikin kita berkontemplasi. Kalau dulu aku nonton Before Sunrise dan Before Sunset bertahun-tahun jauh setelah tahun keluarnya film itu, rasanya jadi kayak baca novel. Yang Before Midnight ini terasa lebih real karena aku nonton di tahun yang sama dengan tahun keluarnya (2013). Didukung dengan detail-detail yang 'masa kini banget' kayak Iphone, mobil keluaran terbaru, kamar hotel modern, dll, jadi rasanya kayak memang ngikutin perkembangan kehidupan mereka sampai sekarang.

Nah, biasanya ending dari film-film romatis kan mereka akhirnya bersatulah, kissing, nikah, lalu penonton dibuat beranggapan hidup mereka happily ever after. Aku sendiri sering penasaran, apa ya yang terjadi pada hidup mereka setelah itu? Before Midnight ini menjawab pertanyaan itu. Ternyata kehidupan setelah menikah itu masih banyak banget konflik di sana sini, tapiiii toh pada akhirnya mereka akan kembali lagi pada pasangannya--seperti pulang ke rumah. Karena cinta.

"If you want true love, then this is it. This is real life. It's not perfect, but it's real. And if you can't see it, then you're blind."

*pegangan lagi ke dinding sambil menekankan pada diri sendiri, "This is real life, Tis, not a fairy tale"* (Ahelah, malah curcol.)

Banyak banget sih dialog-dialog di ketiga film ini yang rasanya nyelekit-nyelekit atau terasa eh-kok-pas-banget, tapi pasti ntar aku ujung-ujungnya malah jadi curhat. Jadi, bagi yang udah nonton dan juga berkontemplasi setelahnya, selamat merenung sesuai dengan kehidupannya masing-masing deh ya.

*pegangan lagi ke dinding*

You Might Also Like

0 comments