Sebuah Pengingat Untuk Diri Sendiri

4:09 AM

Setelah membaca tulisan Perempuan Sore yang ini, dalam hati saya berteriak "Ha!" dan sekaligus diajak untuk bercermin. Pemikiran ini sudah lama mengganggu kepala saya sebenarnya, tapi toh tangan saya tetap saja gatal melakukannya berkali-kali lagi.

Saya menulis ini untuk sekedar mengingatkan diri saya sendiri. Bukan bermaksud menyindir atau menggurui siapapun, apalagi menyatakan mana yang benar dan salah karena saya pun tidak tahu. Saya hanya ingin menjalani hidup saya dengan cara dan pemikiran saya sendiri dan saya senang berbagi cerita tentang hidup saya.

Saya ingin mengingatkan diri sendiri untuk tidak lagi memamerkan hidup saya di sosial media. Entah saat saya sedang makan di tempat yang bagus, atau sedang memakai sepatu bermerk, atau sekedar status 'at bandara bla bla bla', dan hal-hal dalam rangka pamer lainnya. Mengabadikan momen boleh saja. Pamer dan berbagi momen itu sangatlah mudah dibedakan kan?

Alasannya adalah karena ketika saya bercermin, saya tidak melihat saya bertambah keren. Bahkan seringkali sehabis pamer, seperti ada suara yang bertanya kepada diri sendiri, "Lalu apa?"

Jika memamerkan tersebut bertujuan agar saya terlihat sebagai orang yang sukses dan mampu, uniknya adalah, teman-teman saya yang memang berasal dari keluarga yang sangat berada justru tidak pernah memamerkan hal-hal seperti itu karena hal seperti itu sudahlah sangat 'biasa' bagi mereka. Yang nggak update belum tentu nggak mampu, yang update belum tentu memang mampu.

Jika memamerkan tersebut bertujuan agar saya terlihat punya hidup yang enak dan bahagia, bukankah orang-orang yang menilai kebahagian saya hanya dengan mengukur dari hal-hal semacam itu merupakan orang-orang yang mempunyai pemikiran yang sangatlah dangkal?

Bagian yang paling saya benci adalah, ketika aksi pamer massal di sosial media itu mempengaruhi saya dan orang lain untuk juga mengejar dan memamerkan hal-hal yang dangkal tadi untuk mendapat label keren, lalu mereka yang tidak mampu mencapainya akan merasa tertekan, dan mereka yang memiliki uang pas-pasan akan menghabiskan uangnya untuk mendapatkan pengakuan bahwa ia mampu dan bukannya menggunakannya untuk hal yang lebih berguna, untuk modal berkarya misalnya.

Saya ingin merasa keren dengan menikmati hal sederhana yang semua orang bisa nikmati namun tak pernah sanggup saya dan siapapun orang di dunia ini beli. Menikmati apa yang mampu saya syukuri namun banyak orang tidak bisa. Gerak awan, titik-titik hujan di jendela, bintang-bintang.

Saya ingin merasa keren dengan berkarya, atau memproduksi sesuatu, atau membuat apa yang bisa saya buat sendiri, kemudian menginspirasi. Bukannya dengan bangga malah memamerkan betapa konsumtifnya saya.

Saya ingin merasa keren dengan mengabadikan momen yang akan membuat saya tersenyum ditiap kali melihat dan mengingatnya, bukan mengabadikan yang sesungguhnya fana dan membuat saya tak pernah merasa cukup.

Dan pada akhirnya, toh bukan bagaimana saya di mata orang lain, tapi bagaimana saya di mata Yang Di Atas, kan?

"Orang 'keren' yang sebenar-benarnya 'keren' tidak perlu pamer." ~ Perempuan Sore

You Might Also Like

0 comments